Kamis, 25 Maret 2010

Attachment

Attachment merupakan suatu proses penting bagi manusia, tidak hanya karena dapat meningkatkan survival pada masa bayi namun juga dapat meningkatkan perkembangan adaptasi personal dalam siklus kehidupan (Bowlby 1969, 1982, 1977a, 1977b dalam Cicchetti, Cummings, Greenberg & Marvin, 1990). Berdasarkan perspektif Bowlby, attachment merupakan tugas perkembangan yang harus dilalui dengan sukses karena merupakan periode kritis proses adaptasi anak selama masa prasekolah. Dalam setiap perkembangannya, anak akan melanjutkan proses transformation dan renegotiating keseimbangan antara kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain dan kemampuan untuk menjadi mandiri.

Dalam bahasa sehari-hari, attachment mengacu pada hubungan antara dua orang yang merasa memiliki perasaan yang kuat satu sama lain dan melakukan sejumlah kegiatan untuk melanjutkan hubungan (Santrock, 1997). Pengertian lain menyebutkan attachment sebagai ikatan afeksional yang kuat yang dirasakan terhadap orang tertentu, yang membawa kepada perasaan senang ketika berinteraksi dengannya dan nyaman bila berada di dekatnya selama saat-saat yang menekan (Berk, 2000). Sedangkan menurut Bowlby attachment merupakan ikatan emosional terus-menerus antara bayi dengan pengasuhnya. Hubungan emosional tersebut memiliki kualitas emosi yang khusus, yang ditunjukkan dengan anak tidak hanya merasa tertekan ketika berpisah dengan pengasuhnya dan perasaan gembira ketika bertemu kembali, tetapi juga dalam rasa aman yang dirasakan anak yang berasal dari kehadiran pengasuhnya. (Cicchetti, Cummings, Greenberg & Marvin, 1990). Attachment dapat diartikan pula sebagai ikatan khusus antara bayi dengan pengasuhnya yang pada umumnya adalah ibu (Hoffman, Paris & Hall, 1994).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa attachment merupakan ikatan afeksi yang kuat kepada orang tertentu dan bertahan secara terus-menerus yang ditandai dengan keinginan untuk memelihara kedekatan hubungan dengan orang tersebut. Attachment merupakan ikatan emosional, bukan tingkah laku. Beberapa tingkah laku seperti menangis, menyentuh, mendekati dan memegang memberi gambaran tentang attachment, tetapi hal itu bukan merupakan attachment. Attachment adalah hubungan yang berlangsung lama, bukan kesenangan sementara terhadap kebersamaan dengan orang lain atau mencari pertolongan atau kesenangan pada orang lain. Attachment ditujukan kepada orang tertentu. Figur attachment adalah orang dengan siapa individu melekat saat membutuhkan kenyamanan atau perlindungan. Jika orang tersebut menghilang dari kehidupan anak, anak akan merasa rindu dan kehilangan. Anak akan selalu mencari kedekatan dengan figur attachment terutama bila ia merasa takut, sedih, sakit, lelah, tertekan, dan ketika ia membutuhkan perhatian dan perlindungan.

Jumat, 19 Maret 2010

TEACHING DISPOSITION FOR EFFECTIVE TEACHING

Teaching disposition merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh seorang pengajar. Selain harus memiliki pengetahuan dan pemahaman di bidang yang diajarkan serta kemampuan mengajar yang memadai, seorang pengajar perlu memiliki nilai-nilai dan sikap yang mencerminkan seorang pengajar yang baik. Sayangnya, aspek yang ketiga ini sering sekali terabaikan baik oleh pengajar secara pribadi maupun oleh institusi yang terkait dengan pengembangan guru/pengajar misalnya Depdiknas, IKIP maupun sekolah penyelenggara pendidikan guru lainnya.

Serangkaian nilai dan etika professional (disposition) yang perlu dimiliki oleh seorang pengajar di antaranya adalah perhatian (caring), adil, jujur, bertanggung jawab dan empati. Disposisi yang melekat pada pengajar mempengaruhi proses dan suasana pembelajaran yang diciptakan oleh pengajar tersebut yang pada akhirnya mempengaruhi proses belajar dan motivasi pembelajar. Hal ini sesuai dengan ungkapan Helm (2006) bahwa disposisi yang melekat pada pengajar merupakan prediktor proses pembelajaran yang baik. Lebih lanjut Helm (2007) juga mengungkapkan bahwa disposisi pengajar dapat mempengaruhi self esteem dan performansi pembelajarnya.

Disposisi sebenarnya tidak sepenuhnya merupakan bawaan individu, melainkan dapat dipelajari melalui pengalaman yang terinternalisasi dengan adanya penilaian persepsi dan umpan balik dari orang lain. Disposisi inilah yang memungkinkan seseorang dapat melihat diri dan dunianya dengan dunia orang lain secara keseluruhan sehingga ia dapat menempatkan diri dengan baik, dalam hal ini tercermin dari kemampuan pengajar mengelola proses pembelajaran dan membina hubungan yang baik dengan pembelajarnya. Seorang pengajar harus memiliki persepsi positif mengenai dirinya dan orang lain sehingga ia dapat menghadapi pembelajarnya dengan baik. Hal inilah yang menjadi PR besar bagi para pengembang pendidikan guru dan pihak guru secara individu di Indonesia. Saat ini masih banyak dijumpai guru yang tidak memiliki persepsi positif mengenai profesinya sehingga kepercayaan dirinya kurang dan bukan tidak mungkin kualitas mengajarnya menjadi kurang memadai. Dengan demikian, materi teaching disposition sangat perlu menjadi materi wajib dalam pelatihan, pembinaan guru serta materi kuliah wajib di institusi kependidikan.

Referensi :
Helm, C. 2007. Teacher Dispositions Affecting Self-Esteem and Student Performance. Heldref Publications
Helm, C. 2006. Teacher Dispositions as Predictors of Good Teaching. The Clearing House; 79 (3)

doa akhir tahun

DO'A AKHIR TAHUN DAN FADHILAHNYA

Do'a ini hendaknya dibaca tiga kali pada akhir waktu ashar tanggal 29 atau 30 bulan Dzulhijjah.
Fadhilahnya adalah barang siapa membaca do'a ini dalam waktu tersebut maka setan berkata:
"Kesusahanlah bagiku,dan sia-sia lah pekerjaanku menggoda anak Adam(manusia) pada tahun ini".

Maka di binasakan lah dengan satu saat saja,sebab membaca do'a ini.
Dan dosa-dosanya di ampuni oleh Allah Ta'ala dalam setahun ini.
Inilah do'anya:
Bismillaahir-rahmaanir-rahiim
Wa sallallaahu 'ala sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadiw wa 'alaa aalihi wa sahbihii wa sallam.
Allaahumma maa 'amiltu fi haazihis-sanati mimmaa nahaitani 'anhu fa lam atub minhu wa lam tardahuu wa lam tansahuu wa halimta 'alayya ba'da qudratika 'alaa uquubati wa da'autani ilattaubati minhu ba'da jur'ati alaa ma'siyatika fa inni astagfiruka fagfirlii wa maa 'amiltu fiihaa mimma tardaahu wa
wa'attani 'alaihis-sawaaba fas'alukallahumma yaa kariimu yaa zal-jalaali wal ikraam,an tataqabbalahuu minni wa laa taqta' rajaa'i minkaa yaa kariim, wa sallallaahu 'alaa sayyidinaa Muhammadiw wa 'alaa 'aalihii wa sahbihii wa sallam

Artinya:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami nabi Muhammad SAW,beserta para keluarga dan sahabatnya.
Ya Allah, segala yang telah ku kerjakan selama tahun ini dari apa yang menjadi larangan-Mu, sedang kami belum bertaubat,padahal Engkau tidak melupakannya dan Engkau bersabar (dengan kasih sayang-Mu), yang sesungguhnya Engkau berkuasa memberikan siksa untuk saya, dan Engkau telah mengajak saya untuk bertaubat sesudah melakukan maksiat.Karena itu ya Allah, saya mohon ampunan-Mu dan berilah ampunan kepada saya dengan kemurahan-Mu.
Segala apa yang telah saya kerjakan, selama tahun ini, berupa amal perbuatan yang Engkau ridhai dan Engkau janjikan akan membalasnya dengan pahala, saya mohon kepada-Mu, wahai Dzat YangMaha Pemurah, wahai Dzat Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan,semoga berkenan menerima amal kami dan semoga Engkau tidak memutuskan harapan kami kepada-Mu, wahai Dzat Yang MahaPemurah.
Dan semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan atas penghulu kami Muhammad,keluarga dan sahabatnya.
Amin yaa rabbal 'alamin.